perjalanan
aku berada di batas antara sukur dan kufur
mengunyah derita mencerna bencana
proses, proses, proses....
pada rahim menjelma produk sinis
pada anus hanya kentut sakit hati
aku bosan bersikap seolah-olah biasa-biasa
baik-baik. tenang-tenang. senang-senang.
nyata-nyata, endap-endap menyucuk kepala
pikiran mengakhiri hidup ada
bayangan dalam bui menghinggapi
memilih untuk gila kian menggila
aku hanya manusia
aku hanya bercerita
aku hanya tertawa.
bintang jatuh
kucabut pohon itu, seakar-akarnya,
yang masih menitikan embun dini hari
o, betapa ia telah membasahi bumi,
bau sedap dan lembab dimana-mana;
betapa titik hujan, betapa menyilaukan
bintang-bintang jatuh di wajahku,
dimataku!
ternyata cinta
...ternyata, cinta masih tetap bergadang.
mengawang. terbang. mengangkang.
sepertinya ia menulis pada awan bulan dan matahari;
jangan lelah bersamaku
pertemuan
sejak pertama, kau ikat aku dengan sorot
ada ikrar mistis pada tiap ucap
seperti bela pada bunda
seperti kesepakatan dalam rahim dengan tuhan
sejak awal, kau jaring aku dengan bayang
ada niat suci dalam harap
seperti tekad menangkan perang
seperti maksud persunting puteri