27 February 2008

serpihan 2

perjalanan

aku berada di batas antara sukur dan kufur

mengunyah derita mencerna bencana

proses, proses, proses....

pada rahim menjelma produk sinis

pada anus hanya kentut sakit hati

aku bosan bersikap seolah-olah biasa-biasa

baik-baik. tenang-tenang. senang-senang.

nyata-nyata, endap-endap menyucuk kepala

pikiran mengakhiri hidup ada

bayangan dalam bui menghinggapi

memilih untuk gila kian menggila

aku hanya manusia

aku hanya bercerita

aku hanya tertawa.

bintang jatuh

kucabut pohon itu, seakar-akarnya,

yang masih menitikan embun dini hari

o, betapa ia telah membasahi bumi,

bau sedap dan lembab dimana-mana;

betapa titik hujan, betapa menyilaukan

bintang-bintang jatuh di wajahku,

dimataku!

ternyata cinta

...ternyata, cinta masih tetap bergadang.

mengawang. terbang. mengangkang.

sepertinya ia menulis pada awan bulan dan matahari;

jangan lelah bersamaku

pertemuan

sejak pertama, kau ikat aku dengan sorot

ada ikrar mistis pada tiap ucap

seperti bela pada bunda

seperti kesepakatan dalam rahim dengan tuhan

sejak awal, kau jaring aku dengan bayang

ada niat suci dalam harap

seperti tekad menangkan perang

seperti maksud persunting puteri

No comments: