perjalanan
menggema. masih ditelinga sebelah kiri
singgah di selaput, belok ke otak.
waktu dan umurku tercecer di kotakota katakata
memuai memesona diantara ketakaburan
aku datang bersama darah, keringat
airmata dan sperma yang terkucil
menuruni masalalu, berjamur sudah
terkekeh berderai terbahak berdahak
ternyata masih timur ini juga
dari barat yang dicari.....
kau pelangi
.....tak semua orang mampu jadi pelangi. pelangimu turun bersama titik embun pagi di ujung daun jambu belakang rumah nenek; indah....
kamu pelangi, apapun keadaannya.
terimakasih atas warnawarnimu
untuk ditertawakan
padaku; caci dan maki mendarah-menadi,
tapi bukan infeksi dan tidak menular.
caciku suci, makiku bukti!
karena semua kata adalah doa
telah biarkanlah lelah, akan pasti kumakan.
aku hanya punya tawa untuk parodi wibawa.
No comments:
Post a Comment