05 March 2008

serpihan 15

menggapaimu

engkaulah butir debu pada langkah pertamaku,

menempel dalam paruparu setelah terhisap.

engkaulah riak kecil yang menjelma ombak,

menghantam terumbu karang tuaku telak.

engkaulah semilir angin dalam kepakan sayap

terbangkanku tinggitinggi tanpa arah pasti.

engkaulah satu tanggal dalam ribuan kalender.

engkau seperti abadi,

dan aku, masih terus mencoba menenum namamu

dalam kain hatiku.

perlahan.

diamdiam.


peringatan

"awas, jangan dekati daerah itu, karena akan membuatmu menderita jika kau kurang mengerti!". "aku tak apaapa. aku baikbaik saja. jangan khawatir..", katamu dengan isakan menahan rasa pedih.


nostalgia

hujan telah turun berkalikali disini,

membasahi tanah merah yang telah lama kering,

membasahi kaca jendela kamar yang buram,

dan kemarau dimataku yang luruh bersama kenanganmu...

5 comments:

Unknown said...

urg lieur rek komentar naon di teka mah, med..!!!

Anonymous said...

wah berat euy tulisanna haahhhaaha :) siipp pisan.

Nuhunyah dah mampir keblogku, aku link juga blogmu :)

take care

abahsangpenyamun said...

wew...

hidupnya tak lain dari lelucon,
kecuali selera humornya sedemikian buruknya,
atau guyonnya sedahsyat runge-kuta orde 4?
yeah.. hiduplah dalam barock, it suits you..

Unknown said...

Nuhun udah berkunjung ke Ruang Tengah. :)

Jenny Jusuf said...

Keren, Med! ;-)